Sabtu, 09 Juni 2012

oleh oleh haul gresik ,nasehat Hb ali Alhabsyi ( sohibul maulid simtudduror)









Ikhwani rahimakumullah, pada kesempatan ini saya akan mencoba menterjemahkan mutiara nasehat dari seorang 'arif Billah, yang tinggi dan mulia maqomnya di sisi Allah, beliau adalah al-lmam al-Quthb Habibana Ali bin Muhammad bin Husein al-Habsyi . Semoga kita pulang  membawa kemuliaan dan kebahagiaan fid dunya wal akherah lewat majlis khatm ahaditsir Rasul dalam kitab shohihil Irnam al-Bukhari ini dan mendapat limpahan berkah lewat mutiara nasehat dari lisan seorang 'arif billah al-Habib Ali bin Muhamad Al-Habsyi.
Beliau al-Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi , menuturkan dalam nasehatnya, "Ketahuilah! Al-Qur'an Kalamullahil'adzim telah menasehatkan dan memberikan peringatan kepada kita, begitu pula Sunnah dan Hadits-hadits Rasulullah SAW juga telah memberikan tcguran dan peringatannya kepada kita. Bahkan para ulama dan kaum ‘Arifin billlah telah banyak mengurai nasehat-nasehatnya untuk kita agar hati kita sadar dan menyesali segala perbuatan dosa yang per nah kita lakukan. Namun mana dari kita yang hatinya mau menerima nasehat-nasehat mereka? Mana dari kita yang hatinya mau mendengar dan mcngindahkannya? Mana pintu hati dari kita yang terketuk untuk sadar? Justru hati kita tambah lama tambah mengeras bahkan lebih keras daripada batu. Dan jawarih (anggota tubuh kita) semakin lama semakin malas dan tak punya sernangat untuk melakukan amal sholeh. Kalau mau kita resapi sebenarnya tidak ada peringatan yang lebih jelas dan gamblang daripada Al-Qur'an dan Hadits-hadits Rasulullah SAW. Padahal sudah berapa banyak ayat Al-Qur'an yang kita baca telah melarang kita berbuat hal-hal yang dibenci Allah, berapa banyak majlis-majlis yang sudah kita hadiri yang di situ kita dengarkan nasehat-nasehat dan ceramah agama yang mengajak kita untuk kembali ke thoriqil haq? Namun kembali kepada kita, hati kita sama sekali tidak tersentuh untuk sadar. Apa sebab dari ini semua? Sebabnya tiada lain adalah karat yang menempel di hati kita begitu banyak, sehingga karat-karat dosa itu menutupi hati ini dan menyelimuti dengan kebusukannya. Tanpa kita sadari bahwa kita telah menghabiskan sebagian besar umur kita untuk hal-hal yang tak ada manfaatnya. Karena itulah hati kita tak pernah merasakan nikmatnya sholat, padahal sholat adalah shofwatul 'amal (amal perbuatan hamba yang paling mulia di mata Allah) dan dengan sholat semua penyakit hati akan terobati. Namun apa yang kita rasakan saat ini? Justru di dalam sholat, kita kotori hati kita sendiri, kemudian kita kcluar dari sholat bukannya membawa hati menjadi lebih baik, tapi justru hati kita menjadi lebih buruk dan lebih jahat. Tapi Insya Allah dengan berkat Majlis Khatmul Bukhari inilah sarana untuk memperbaiki, mereparasi hati kita. Karena dengan hati yang kotor darimana kita bisa mencicipi nikmatnya sholat, darimana kita bisa merasakan manisnya tilawatul Qur'an & lezatnya berdzikir. Bila hati bertumpuk dengan karat darimana ia mau mendengar nasehat apalagi tersentuh dengan pctuah-petuah agama.
Ikhwani! Bila hati telah terkunci, maka nasehat tak akan masuk ke dalam jiwa, karena bila nasehat itu masuk ke dalam hati seseorang pasti akan memberikan bekas yang bait dan nasehat itu pasti akan menuntunnya ke jalan yang lurus.
Namun yakinilah! Allah akan memperbaiki hati kita yang keras & beku ini, dan dengan pandangan rakhmat-Nya itulah hati kita akan menjadi hati yang lunak, hati yang tersentuh saat mendcngarkan nasehat dan petuah-petuah para ulama serta kaum sholihin. Semoga Allah menyucikan hati kita yang berkarat dan mengangkat hijab/dan tirainya hati yang selalu menghalangi kita untuk bersemangat dalam berbuat amal sholeh.
Ikhwani! Berusahalah untuk memperbaiki dan membersihkan hati. Sucikan hati dari cinta dunia. Hati tak akan menjadi baik untuk selamanya selama kita masih dekat dengan perbuatan dosa dan maksiat. Ketahuilah! Tiada karunia Allah yang terbesar yang diberikan kepada hamba-Nya seperti hati yang lembut dan mau menerima petunjuk dan kebaikan.
Ada 3 macam kecenderungan hati:       
Pertama: hati yang dikehendaki Allah untuk jauh dari sifat-sifat yang jahat dan cenderung untuk gemar mendengar sirah perjalanan orang-orang yang sholih yang dimuliakan Allah, lalu terdorong dirinya untuk mcngikuti jejak mereka. Hati yang semacam ini adalah hati bercahaya dan penuh kasih sayang. Dan orang yang mcmiliki hati seperti ini, maka ia mempunyai kcdudukan yang tinggi dan dekat dengan Allah Ta'ala. Hati yang bersih dan lembut merupakan wadah semua rahasia ilahiyyah dan sumber segala ilmu rabbaniyyah. Seorang ulama dari kaum arifin berkata:


Kucintai rumah itu karena penghuninya. Dan karena penghuninyalah sehingga rumah itu selalu dikenangnya. Kebajikan seorang hamba yang memiliki hati yang bening dan suci selalu akan meninggalkan kesan kepada sahabat-sahabatnya, meski amal yang ia lakukan sederhana.

Kedua: Hati yang tabi'atnya cenderung menolak kebaikan. Hati yang semacam ini sifatnya keras  dan kasar. Orang yang punya hati semacam ini walau ia sudah bersusah payah dalam beramal kebajikan, tapi tidak banyak cahaya yang tampak pada dirinya, karena apa? Karena tabiat mereka bertentangan dengan kebaikan. Berbeda dengan orang yang berjiwa bersih. Sangat mudah dikenali dari air wajahnya, ia berjiwa lembut, murah senyum. Mereka penghuni surga yang paling banyal.
Rasulullah SAW bersabda: 
       
 


"Neraka diharamkan bagi orang yang lemah lembut perangainya, mudah dan dekat dengan masyarakat."
Ketiga : Hati yang keras dan perangai/ akhlak yang buruk. Amal dari orang yang semacam ini banyak cacatnya. Lemah akalnya dan rusak batinnya.Tanda kekerasan pada hatinya adalah wajah yang jumud (kaku/keras), wajahnya tak bercahaya. Orang yang berhati keras semacam ini hampir-hampir tidak pernah tersenyum, rasa kasih sayang pun sangaf kecil. Hati semacam ini sulit untuk ber-suluk (berjalan mencari ridho Allah), batinnya sulit untuk diketuk dan diajak ketaatan, justru mudah terpanggil pada jalan kemurkaan Allah. Jiwanya dikuasai oleh hawa dan suka berdebat. Akal mereka tak berfungsi dan bashirah (mata batinnya) tertutup karena buta. Berhati-hatilah dengan pergaulan di zaman ini. Pergaulan $aat ini banyak menjerumuskan kita ke arah maksiat.
Beliau Habib Ali berkata: Sungguh aku mclihat kemaksiatan telah merata di mana-mana, kelalaian telah meninabobokkan dan menyelimuti hati kaum muslimin saat ini.Tanpa disadari kita telah melewati hari-hari kita, satu minggu, satu bulan, satu tahun namun kita selalu dan selalu lalai kepada Yang Maha Agung dan Maha Dahsyat Majlis Pengadilan-Nya kelak di Akherat. Tak satu pun dari amal kita yang diterima oleh-Nya tapi mengapa justru malah kita habiskan sisa umur kita ini dengan sia-sia membelakangi urusan akherat dan membekali diri dengan kedurhakaan.
Wahai hamba-hamba Allah, Anda sekalian berani mendurhakai Allah. Padahal Allah selalu memantau, memandang dan mengawasi segala apa yang kita lakukan di setiap detik nafas kita. Wahai manusia, hamba Allah, saat kalian melakukan maksiat padahal kalian tahu bahwa Allah memandang diri Anda dan apa yang Anda perbuat saat itu, tapi kalian tidak menghiraukan pandangan Allah, maka ketahuilah nama kalian telah tercatat di atas pintu jahannam bahwa kalian akan diazab oleh-Nya dengan azab yang syadid (sangat pedih), namun bila kalian berani mendurhakai Allah dan kalian tidak mempercayai bahwa Allah telah memandang apa yang kalian lakukan saat itu, maka kalian telah masuk dalam jurang kekufuran, kemurtadan. Wal'iyadzubillaah.
Ikhwani kembalilah ke jalan Allah, bertaubatlah kepada-Nya sebelum ajal datang di depan pintu rumah kalian. Mohonlah ampunan atas segala apa yang kalian perbuat. Sadarlah akan ajal kalian yang sudah dekat. Kita tak mungkin dapat menghindari kematian. Maut selaiu terikat di ubun-ubun kepala kita,
                                       

Kematian telah datang dalam waktu dekat kemungkinan hari  ini  ajalmu  telah datang menjemputmu.»

Alhamdulillah Allah sebagai Tuhan yang memelihara kita tak pernah menutup pintu ampunan-Nya. Pintu-Nya selalu terbuka lebar untuk hamba-hamba-Nya yang mau kembali kepada-Nya. Pada suatu waktu Rasulullah SAW menjenguk seorang pemuda yang sedang dalam keadaan sakaratul maut , Beliau SAW bertanya , “Bagaimana keadaanmu?" Pemuda itu menjawab, "Aku khawatir dengan dosa-dosaku yang amat banyak, ya Rasulallah! Sungguh aku mengharap agar Allah mengampuni aku, ya Nabiyyallah!" Maka pada saat itu Nabi Muhammad bersabda, "Tidak akan terkumpul perasaan cemas dan harap dalam hati seorang hamba yang akan dijemput oleh kematiannya, melainkan Allah mengampuni semua dosa-dosanya dan menjauhkan dari perkara-perkara yang ia benci."
Perlu diketahui bahwa yang paling utama bagi seorang mukmin agar selalu berpegang teguh pada syariat yang suci ini, karena Allah muliakan kita dengan Islam, (Nahnu qoumun Aazzanallaahu bil Islaam) dan Allah pilihkan penuntun hidup kita adalah Khoiral Anam Sayyidina Muhammad SAW. Ini adalah nikmat yang agung yang tiada taranya dan tak ternilai harganya. Semoga Allah menjaga kita dari perbuatan durhaka dan dosa dan selalu menuntun kita di bawah lindungan rahmat-Nya dan mengikatkan tali kita dengan tali kekasih-Nya Shohibus Syafa'atul'udzma Sayyiduna Muhammad SAW. Ya Allah, jangan Kau pisahkan kami dari Nabi kami. Ya Allah, jangan kau putuskan tali kami dengan tali Sayyidina Muhammad.
Wahai para pemuda, gunakan kesempatan kalian saat ini untuk banyak beramal kebajikan, berikan jasa-
jasamu kepada Islam , singsingkan lenganmu, bangkitkan semangatmu dalam menuntut ilmu . ketahuilah ,tidak ada yang lebih menggembirakan hati Rasuluilah SAW| daripada melihat para pemuda menyampaikan, mengamalkan dan menyebarluaskan ilmu. Adakah yang lebih berharga daripada kebahagiaan Habibi Muhammad SAW ? Dunia dan akherat serta segenap isinya tak mampu menyamai kebahagiaan beliau SAW. Namun yang kulihat saat ini semangat telah hilang, cinta akan ilmu dan majlis-majlis ilmu menipis, keinginan untuk menuntut ilmu agama semakin melemah, pemahaman tentang ayat-ayat al-Qur'an dan kandungan Hadis-hadis Rasulullah berkurang dan lambat laun akan menjadi hilang dan sirna, watak anak manusia saat ini telah rusak.
Lihatlah Imam al-Haramain, beliau adalah seorang pemimpin para ulama tempat bertanya para ulama di zamannya dan masyarakat pada umumnya, Beliau sempat menghafal ucapan gurunya Abubakar al-Baqillaniy yang tertulis dalam 12.000 lembar kertas pada usia 12 tahun. Imam Muhammad bin Jarir at-Thabariy seorang ulama yang ilmunya setara dengan imam empat mazhab, mampu menghafal buku sebanyak yang dibawa oleh 80 ekor onta yang salah satunya adalah 700 jilid buku dalam ilmu ushulut tafsir dalam usia belasan tahun. Imam Sufyan bin 'Uyainah telah menghafal al-Qur'an dan mampu mengurai makna-makna ayat yang terkandung di dalamnya di hadapan para ulama ketika ia masih berusia 4 tahun. Lalu kapan ia mulai membaca al-Qur'an? Kapan menghafalnya? Dan kapan ia mempelajari dan mendalami makna-maknanya?
As-Syaikh Laits bin Sa'd dahulu pernah sempat menghafal satu kapal yang penuh berisi kitab tentang ilmu-ilmu keislaman, padahal beliau adalah seorang pedagang, penghasilannya satu hari 1000 dinar, jika ada seorang pengemis datang meminta-minta, beliau memberinya 1000 dinar.
Wahai para pemuda jika kalian mau berusaha dengan semangat dan kesungguhan hati, maka kesempatan masih terbuka. Adapun kalian wahai saudara-saudaraku yang telah berusia lanjut, kalian sudah tak memiliki kemampuan untuk menelaah buku lagi. Namun jangan sia-siakan waktu Anda yang tersisa. Gunakan untuk banyak beribadah di atas sajadah, perbanyaklah tilawatul Qur'an, berzikir dan bersholawat kepada Nabi SAW..
Umur yang dianugerahkan Allah adalah kesempatan emas yang tak mungkin dapat kembali ke dalam diri kita. Cukuplah wahai manusia sampai kapan kita akan selalu menyia-nyiakan umur kita dengan kelalaian, dengan berfoya-foya dengan menentang ajaran-ajaran Rasulullah?
Anda yang telah berumur 40 tahun atau 50 tahun atau 60 tahun, mau menunggu apalagi dalam hidup ini? Tiada lain hidup kita ini hanya menunggu kematian. Bila kematian datang kepada kita secara tiba-tiba, apa yang bisa kita bawa untuk menghadap ke pengadilan-Nya yang Maha Dahsyat? Apa yang bisa kita pertanggungjawabkan? Kita akan bertemu dengan Allah dengan bekal apa? Pikirkan wahai saudara-saudaraku!
Carilah ridho Tuhanmu! Kerjakan apa yang Dia perintahkan kepada kita dan ikuti serta teladani apa yang diajarkan oleh Nabi kita Muhammad SAW. Semoga Allah menjaga kita, saudara-saudara kita dan sahabat-sahabat kita dari segala hal yang mendatangkan murka, azab dan bala dari Allah. Semoga Allah menjalankan kita ke jalan orang-orang yang dicintai dan diridhoiNya.
Saudara-saudaraku! Bila kalian menginginkan keselamatan di dunia dan akherat, bertakwalah kepada Tuhan kalian Kholiquna 'Azza Wa J alia. Bila kita menyimpan rasa takut kepada-Nya dan mengerjakan semua perintah-Nya, maka Anda telah mendapat dua kemuliaan; kemuliaan di dunia dan kemuliaan di akherat. Perintah-perintahNya adalah: menegakkan sholat pada waktunya, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadan, menunaikan ibadah haji bagi yang mampu, berbakti kepada kedua orang tua, menyambung tali silaturrahmi dan Iain-lain. Adapun larangan Allah yang harus kita jauhi adalah: meninggalkan sholat, tidak mau membayar zakat, tidak menyantuni kaum dhu'afa, durhaka kepada kedua orang tua, berzina, memutuskan tali silaturrahmi, meminum bir, membiarkan putra-putranya dan anak gadisnya berboncengan dengan lawan jenis yang bukan mahramnya. Dalam hadis Rasulullah SAW menyatakan bahwa Allah akan memalingkan wajah-Nya dari hambaNya yang membiarkan putranya berjalan dengan wanita lain yang bukan mahramnya atau putrinya berjalan dengan lelaki lain yang bukan mahramnya. Semoga Allah menjadikan kita yang hadir saat ini tergolong orang-orang yang pandai mengambil dan mengindahkan nasehat.
Wahai saudaraku, tanamkan kepada putra-putri Anda sejak dini untuk cinta kepada ilmu agama, karena dengan ilmu tersebut seseorang dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Mana yang halal dan mana yang haram. Manusia bisa menjadi mulia karena ilmu. Kemuliaan itu didapat bukan karena kekuatan yang ada dalam jasmani, karena unta lebih kuat daripada kita. Dan kemuliaan bukan didapat karena besarnya badan, karena gajah lebih besar daripada diri kita. Dan pangkat kedudukan bukan didapat bukan karena sifat keberanian, karena binatang buas itu lebih berani daripada kita. Dan kemuliaan bukan karena banyaknya makan, karena perut lembu lebih besar daripada perut manusia.
Sayyiduna Umar R.A berkata," Wahai manusia,wajib atas kalian untuk menuntut ilmu agama. Sesungguhnya Allah Ta'ala mempunyai selendang yang sangat dicintaiNya , maka barangsiapa mencari satu bab dari ilmu agama yang belum ia ketahui, maka Allah akan memakaikan selendang kemuliaan-Nya.
Allah SWT berfirman:


Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman di antara kalian, dan orang-orang yang diberi ilmu dengan beberapa derajat. (QS. Al-Mujadilah: 11)

Para ahli tafsir mengatakan, "Allah mengangkat derajat orang yang beriman hanya satu derajat saja, namun Allah mengangkat derajat orang yang beriman dan berilmu dengan beberapa derajat bukan hanya satu derajat tapi derajat yang sangat banyak" Ibnu Abbas mengatakan bahwa Allah mengangkat orang-orang yang beriman dan berilmu dengan 700 derajat. Antara derajat pertama ke derajat yang kedua jaraknya sejauh antara bumi dan langit.
Maka dari itu sudah menjadi keharusan bahwa yang jahil (yang bodoh) wajib untuk belajar dan yang alim (yang berilmu) wajib mengajarkan dan menyampaikan ilmunya kepada orang-orang yang belum mengetahui seluk-beluk agama.
Wahai saudara-saudaraku., buatlah hati Nabimu bahagia dan senang. Nabi akan bahagia dan senang bila umatnya peduli akan ilmu dan menyebarluaskan ilmu dengan jalan dakwah dan mengajar. Dan kebahagiannya ini akan sempurna jika usaha untuk menyebarkan, menyampaikan dan mengamalkan ilmu itu dilakukan oleh anak cucunya. Dakwah dan menyebarluaskan ilmu memerlukan akhlak dan mujahadah. Kita ketahui bahwa dahulu sejarah orang-orang yang hidup sebelum kita, mereka sering diganggu dan difitnah oleh masyarakatnya. Pakaian al-Habib Abdullah as-Syathiri diletakkan di tong sampah dan sebelumnya dikotori dan dilumuri dengan pasir. Mereka melempari bagian luar dari Masjid Surur dengan kotoran hewan ketika al-Habib Alawi bin Abdullah bin Syahab sedang berada di dalam masjidnya untuk menghadiri pembacaan maulid. Kedua ulama dan da'i ini dicaci dan dimaki tapi tidak pernah membalas, mereka tetap bersabar, terus berdakwah dengan menyandang akhlak kakek mereka Sayiduna Muhammad SAW hingga seluruh penduduk kota tunduk kepada keduanya. Masyarakat baru mengakui kedudukan kedua ulama tersebut setelah keduanya bersabar dari berbagai macam gangguan. Inilah keluhuran akhlak. Pakaian inilah yang selayaknya disandang oleh seorang para Saadah Bani Alawi di dalam ia berdakwah.
Hal ini persis seperti apa yang dialami oleh kakek mereka Sayyiduna Muhammad SAW, suatu ketika ada seorang Yahudi menghampiri Rasulullah SAW. Saat itu beliau mempunyai sangkutan hutang-piutang dengan Yahudi tersebut. Dengan kasar Yahudi itu menarik surban selendang Rasulullah hingga leher beliau memar. Si Yahudi itu berkata, "Bayar hutangmu, ya Muhammad." Yahudi tersebut habis-habisan memaki  Rasulullah dan
menghinanya. Padahal waktu itu hutang Rasulullah SAW belum jatuh tempo. Melihat tindakan orang Yahudi yang kasar tersebut, sahabat mulia Rasul Sayyiduna Umar R.A bangkit dan berkata, "Ya Rasulallah, izinkan aku memenggal leher orang ini." Rasulullah berkata, "Bukan ini yang aku inginkan dari dirimu wahai Umar! Ajari dia untuk belajar menagih hutang dengan baik dan perintahkan aku untuk membayar hutang kepadanya dengan baik. Ketahuilah bahwa hutangku ini belum jatuh tempo, masih ada beberapa hari lagi. Berdirilah engkau wahai Umar! Bayarlah haknya dan lebihkan 20 dirham dari jumlah piutangnya sebagai tebusan karena kau telah menggertaknya." Lalu sayyidina Umar membayarkan hak orang Yahudi tersebut berikut tambahannya sebanyak 20 dirham. Yahudi itu berkata, "Sebenarnya aku melakukan hal itu karena aku pernah membaca perihal sifat seorang utusan Allah dalam kitab Taurat. Aku menemukan seluruh sifat tersebut ada pada diri Muhammad, kecuali dua sifat yang belum aku lihat dengan mata kepalaku sendiri, yaitu sifat bijak dan semakin arif bila menerima perlakuan kasar dari orang lain. Dan hari ini aku telah bisa membuktikan keduanya ada pada dia. Maka saat ini pula aku menyatakan diri untuk masuk ke dalam agama Islam dan uang pembayaran piutangku ini akan aku sedekahkan kepada orang-orang muslim." Setelah berkata demikian si Yahudi itu datang menemui Rasulullah SAW dan berkata, "Ulurkan tanganmu, ya Muhammad, aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah dan engkau adalah Rasulullah.''
Wahai saudaraku! Sungguh kehidupan ini berjalan begitu cepat. Aku dan kalian semua saat ini sudah ada di penghujung akhir zaman. Apa yang kita lakukan selama kita hidup di alam dunia ini kelak akan dihisab oleh Allah.
Pernahkah kalian mcnanyakan kepada istri kalian tentang tata cara sholatnya? Apakah sudah sesuai dengan aturan syariat ataukah tidak? Pernahkah kalian menyimak bacaan al-Qur'an anak-anak kalian di rumah membaca ratib bersama mereka? Ataukah kalian sibuk dengan urusan dunia kalian sendiri? Pernahkah kalian duduk bersama keluarga membicarakan tentang sirah Nabi SAW atau mendiskusikan tentang ilmu-ilmu fiqih? Ataukah justru kalian membincangkan hal-ihwal duniawi yang tak ada puas-puasnya?
Ketahuilah, jika kalian acuh terhadap pendidikan mereka, kelak di hari kiamat mereka akan menggeret leher kalian dari pintu surga, sambil berkata kepada Allah, "Ya Allah, inshif lii min zaujiiy fa innahu maa 'allamani umuura diiniy" (Ya Allah, adililah suamiku ini atau ayahku ini atau majikanku ini karena dahulu ia tidak pernah mengajari kami tentang urusan agama kami, ia dahulu acuh terhadap pendidikan kami.)
Dan aku ingatkan kepada kalian, jagalah anak-anak kalian, awasi gerak-gerik mereka. Lindungi dan jagalah mereka dari pergaulan yang tidak sehat. Tuntun mereka unruk hadir ke majlis-majlis ilmu. Jangan kalian sepelekan hal ini, ini berat tanggungjawabnya di hadapan Allah kelak. Bila kalian bcbaskan mereka untuk bergaul dengan siapapun berarti kalian telah menjerumuskan buah hati kalian sendiri ke jurang api neraka. Posisikan diri kalian ada di tengah-tengah majlis ilmu, majlis al-Khoir. Ajak anak Anda untuk hadir bersama di majlis zikir dan majlis ilmu. Jika reorang anak melihat ayahnya melazimi majlis-majlis zikir, majlis ilmu, istiqomah sholat berjamaah di masjid dan berbuat kebajikan kepada orang lain, maka pasti tidak ada alasan anaknya untuk tidak meniru ayahnya, tapi bila sang ayah bejat moralnya, rusak akhlak dan tingkah lakunya, meninggalkan sholat, berat kakinya untuk melangkah datang ke majlis-majlis ilmu, atau orang tua yang hilang dari pandangan anak-anaknya, tidak pernah mendidik dan memberikan contoh kepada mereka, bahkan membiarkan mereka bergaul dengan para peminum khomer, orang-orang fasik dan sebagainya, thoriqoh yang dianut pun juga tidak jelas, maka tidak ada alasan bagi sang anak untuk tidak meniru perilaku orang tuanya. Ketahuilah, ini semua peyakitnya adalah apa? Penyakitnya adalah orang tua yang teledor dalam mendidik putra-putrinya, menyepelekan pendidikan agama untuk anak-anaknya, menyekolahkan anaknya ke lembaga-lembaga yang tidak ada pendidikan al-Qur'an, tidak ada pendidikan teladan Rasulullah, lembaga pendidikan yang tidak pernah mengenalkan perjuangan para sahabat dan para ulama atau mungkin memasukkan anaknya ke sekolah-sekolah non muslim karena berharap anaknya mendapat gelar sarjana, MA.,DR., dan sebagainya. Namun apa jadinya negeri kita saat ini? Dengan generasi pemuda kita yang identik dengan kenakalan remaja, pecandu narkoba, sabu-sabu, lebih mengenal pemain bola dan artis ketimbang para salaf dan leluhurnya sendiri.
                                     

Jangan  tergesa-gesa  menilai seseorang,  teliti dahulu siapa temannya.
Karena setiap seseorang pasti akan  meniru perilaku temannya."

Hal ini dikarenakan para pemuda kita saat ini sudah tidak punya panutan, sehingga mereka memilih line yang salah dan jalan yang keliru. Mampukah kita saat ini menemukan figur yang menuntun kita dan mereka ke jalan Allah, bisakah kita saat ini mendapatkan seorang panutan, guru, murabbi (pendidik) yang teduh bagi setiap orang yang punya masalah tatkala memandangnya, meniru akhlaknya?
                                  

Barangsiapa   yang   menyepelekan   pendidikan untuk anaknya di masa mereka kecil, maka
mereka akan hilang di masa mereka telah dewasa.
Artinya, di masa mereka telah mampu bekerja, mampu bermasyarakat, mereka menjadi pengusaha sukses, bertitel tinggi, mereka akan lupa kepada kedua orang tuanya, mereka akan menghina ibu bapaknya atau mungkin menaruh mereka di panti jompo. Ini karena apa? Karena orang tua yang tidak mendidik anaknya, tidak pernah duduk dengan putra-putrinya membahas ilmu-ilmu agama, atau menceritakan tentang manaqib para sholihin, tidak pernah mengenalkan anaknya tentang rijalis sholihin. Khususnya Antum sekalian, wahai cucu-cucu Ahli baitin Nabi. Lihatlah para salaf Anda, tidak sedikit manaqib mereka disebutkan dalam kitab Almasyro Ar-Rowiy ... bahwa mereka dididik langsung oleh ayahnya atau oleh kakeknya atau oleh pamannya, profil mereka disebutkan dalam kitab Masyro' Rowiy:

 


Dia dilahirkan di kota Tarim, dan telah berhasil menghafal Al-Qur’anil 'Adzim, dan dia menimba ilmu dan berguru kepada ayahnya.
Sebagaimana disebutkan oleh Sayyidunal Imam Abdurrahman bin Musthofa al-A'idrus

                                     

Ayahku, kakekku adalah para ulama, begitulah seterusnya para leluhurku sampai kepada Al-Mukhtar Muhammad SAW,
Dan    aku   berharap   diriku   menjadi seperti mereka,     dan     itu     adalah permohonan dan
harapanku kepada    Tuhanku Yang Maha Pengampun."
Inilah silsilah dzahabiyyah, inilah yang disebut di alam semesta ini dengan rantai emas (silsilah Dzhabiyyah) yaitu sebuah sanad (rantai ilmu] yang bersambung sampai kepada Rasulullah SAW. Yang setiap mata rantainya adalah seorang Imamul Awliya' dan Imamul Ulama’ dan sekaligus nasab mereka sambung-menyambung hingga sampai kepada Sayyidul Kainaat Muhammad SAW. Anak berguru kepada ayah, ayah berguru kepada kakek.
Al-Habib Ali mensifatkan tentang mata rantai ini:
                                 

Sanad ilmu mereka yang sambung-menyambung secara rinci
sampai kepada Manusia yang paling luhur dan paling banyak bersyukur.



Ayah menimba ilmu dari ayahnya dan demikian seterusnya sampai kepada Nabi, betapa mulianya mereka memiliki ayah serta para putra yang alim dan sholeh.

Mereka disifatkan oleh Imam Al-Haddad R.A:
                                            

Mereka berdiri kokoh tidak tergoyahkan menapak di atas tapak kaki Rasulullah SAW  dan para sahabatnya serta para tabi'in (pengikut setia mereka)t maka tanyakanlah dan ikutilah jejak langkah mereka.
Dan mereka telah mengukir sejarahnya dimuka bumi  ini dengan menempuh jalan menuju kedudukan yang tinggi di sisi Allah selangkah demi selangkah dengan giat dan teratur.»
Wahai para cucu Nabi! Kita telah memiliki segalanya dalam thoriqoh 'Alawiyyah ini, namun mengapa kita masih mencari thoriqoh yang lain dan melupakan apa yang telah ada di hadapan kita dan telah teruji kebenaran serta keabsahannya sejak berabad-abad yang lalu? Imam al-Haddad R.A berkata:

                                                

Allah Ta'ala telah berikan kepadaku suatu ilmu, yang dengannya aku tidak perlu lagi membutuhkan ilmu-ilmu yang lain. Dan Allah juga telah memberikan aku suatu akal dan pemikiran untuk menempuh thoriqoh yang benar sebagaimana yang ditempuh oleh para pendahuluku, sehingga aku tidak lagi membutuhkan akal dan pemikiran yang berbeda.
Alhamdulillah, ilmu dan pemikiran mereka para aslafunas sholihin ada di hadapan kita. Bila kita ingin mengambilnya, maka kita tidak perlu lagi mengambil pemikiran dari barat, timur, utara, selatan, Eropa atau Amerika, Iran ataupun Afghanistan. Karena kita telah memiliki ilmu dan pemikiran para leluhur yang sholeh yang tidak lain dan tidak bukan ilmu dan pemikiran mereka adalah ilmu dan pemikiran Rasulullah beserta Ahlil baitnya dan seluruh para sahabatnya. Rasulullah SAW bersabda:


Ahlul baitku ibarat seperti bahtera Nabi Nuh A.S. Barangsiapa yang naik ke dalamnya, niscaya ia akan selamat, barangsiapa yang tidak mau naik, maka ia akan tenggelam.

Kita adalah pemilik perahu agung tersebut, seharusnya kita berada dalam perahu itu, jangan malah mencari perahu yang lain lagi.
Wajib bagi kita wahai para Sadah Bani 'Alawiy untuk menghidupkan kembali Atsar (peninggalan-peninggalan) para salaf kita, Wajib bagi kita untuk menapakkan kaki kita di atas jejak langkah mereka. Ambillah ilmu dan keteladanan mereka. Sungguh amat disayangkan sekali apabila rantaian emas ini terputus ketika sampai kepada kita. Saat ini anak tidak seperti ayahnya, cucu tidak seperti kakeknya. Ayah kita seorang waliyullah,
kakek kita seorang waliyyullah, sedangkan kita sholat berjamaah hanya sesekali, bergunjing dan berdusta setiap hari, diperbudak oleh dunia sampai lupa mati. Habib Ali menegaskan, "Ketahuilah wahai para Sadah Bani 'Alawi! Bila seorang Bani 'Alawi yang tidak berjalan di garis para leluhurnya yang sholih dari kaum Bani Alawiy, maka ia bukan termasuk golongan Bani 'Alawiy. Dan bila seorang Bani Alawiy yang pemikiran dan amalnya menyimpang dari thoriqoh 'alawiyyin, maka ia bukan tergolong Bani 'Alawi. Dan bila seorang pemuda dari Bani 'Alawi yang tidak beradab dengan akhlak leluhurnya yang sholih, maka ia putus dari tali leluhurnya Bani Alawiy, dan bila seorang Bani Alawiy yang pemikirannya menyimpang dari pemikiran datuk dan leluhurnya dari kaum Alawiyyin, maka ia bukan tergolong dari Bani Alawiy.
Sebagaimana kita diperintahkan unruk mencari rizki, maka seharusnya kita mencari rizki yang halal. Jika niat kita baik, niscaya kita akan memperoleh kelebihan dan pahala yang besar dan agung. Jangan sekali-kali bersumpah atas nama Allah dalam berjual beli, jangan membiasakan diri kita berbuat demikian, hanya lantaran keuntungan dunia yang kita kejar itu jauh lebih kecil dan lebih rendah ketimbang sumpah yang Anda ucapkan atas nama Allah, meski yang kita sumpahkan itu benar sekalipun. Maka bagaimana jika kita bersumpah atas nama kedustaan tentu lebih berat lagi dosanya,
                               

Sesungguhnya Allah membenci penjual yang suka bersumpah.

Janganlah Anda risau dengan rizki Anda, karena semua sudah tercatat di suratan takdir-Nya. Milik Anda pun sudah Allah sendirikan dan Allah pilihkan, tidak mungkin jatuh ke tangan orang lain.
Al-Habib Abdullah al-Haddad R.A berkata:
                                          

rizki yang sudah Dia (Allah) tentukan untuk orang lain tak mungkin datang dan sampai ke tanganmu
Dan yang sudah Dia tentukan untukmu pasti kan datang ke pangkuanmu.

Karena itu sudah seyogyanya Anda bisa membagi waktu Anda tidak hanya untuk urusan dunia saja, karena urusan akherat jauh lebih utama dan lebih kekal. Janganlah pikiran kita hanya terfokus pada Syai'un Khosis (perkara-perkara yang remeh dan semu). Tiada lain di benak kita dari mulai buka mata sampai menutup mata hanyalah uang yang ada di pikiran kita. Orang zaman sekarang pikiran dan cita-citanya hanya melulu pada dunia dan dunia semata, sehingga mereka tidak mendapatkan apa-apa didunia ini kecuali hanya sedikit. Padahal Allah sendiri telah menyindir di dalam al-Qur'an:
                                 

Barangsiapa menghendaki keuntungan di akherat, maka akan Kami tambahkan keuntungan itu baginya berlipat ganda, dan barangsiapa menghendaki keuntungan di dunia saja, maka Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia, akan tetapi ia tidak akan mendapat bagian apa-apa di akherat.

Kemudian Habib Ali mengingatkan, "Betapa agung keutamaan yang diperoleh oleh para sahabat, mereka menduduki maqom shiddiqiyyatul kubro. Tiada kedudukanyang lebih tinggi dari kedudukan  shiddiqiyyatul kubro kecuali nubuwwah (kenabian). Kebaikan dan kemuliaan tersebut datang kepada mereka silih berganti, inayah dan ri'ayah Allah selalu menyertai mereka. Seorang sahabat dapat melampaui 100.000 maqom dalam sesaat. Mereka dapat meraih kemuliaan yang sangat tinggi yang tak mungkin dapat diraih oleh selain mereka.Karena apa? Karena mereka sholat di belakang siapa? Mereka mengamini doa siapa? Saat mereka mendapati masalah, mereka merujuk kepada siapa? Mereka pernah menjamu siapa? Mereka makan bersama siapa? Mereka berjuang di belakang siapa? Tiada lain jawabannya adalah mereka sholat, makan, menjamu dan berjuang di belakang Asyraful makhluqat Sayyiduna Muhammad SAW. Alangkah celakanya orang yang berperilaku buruk dan mempunyai sangkaan jelek terhadap para sahabat Nabi SAW. Seorang murid bertanya kepada Syaikhnya, "Ya Syaikh, siapakah yang paling utama: Guru besar para wali al-Imam Juneid bin Muhammad atau sahabat Nabi?" Gurunya menjawab, "Seorang sahabat yang paling rendah maqomnya lebih utama daripada 70 imam Juneid."
Semoga Allah mengaruniai kita cinta kepada al-Musthofa Muhammad SAW dan para sahabatnya dan menjaga hati dan diri kita untuk selalu bersikap dan mempunyai i'tiqad yang baik terhadap para sahabat Rasulullah SAW. Semoga Allah selalu menjaga akidah kita dari keburukan akidah-akidah yang lain sampai kita bertemu dengan Allah dan akidah kita terselamatkan dari pengaruh akidah yang menyesatkan.
Saat ini kita hadir untuk mendengarkan Hadis-hadis Nabi Muhammad SAW. Telah sampai kepada kita mutiara-mutiara sabda Rasulullah SAW yang sejuk ini. Kiranya siapa yang meriwayatkan hadits ini hingga sampai ke telinga kita? Sambung menyambung hadis-hadis ini dibawa dan diriwayatkan oleh para sahabat dari sahabat kepada para tabi'in, dari tabi'in kepada para tabi'it, tabi'in dan terus berlanjut hingga sampai kepada para ulama kita. Dan dari mereka diriwayatkan kepada al-Imam al-Bukhari, beliau kumpulkan hadis-hadis tersebut selama 16 tahun. Beliau berpindah dari satu negeri ke negeri lainnya untuk menimba ilmu hadis dari para ulama di berbagai negara yang sangat jauh, dari ufuk barat sampai ufuk timur hingga akhirnya beliau persembahkan kitab yang agung nan mulia serta berharga ini kepada umat Nabi Muhammad SAW saat ini. Dan Alhamdulillah mutiara-mutiara hadis beliau SAW dapat kita baca, dapat kita dengar. Semoga Allah membalas budi baik dan jasa mereka para sahabat dan para ulama yang sholeh dengan pahala berlipat ganda. Mereka berjasa atas kita dalam hidup ini. Mereka telah mengukir sejarah hidup yang sangat luar biasa dan indah. Mereka adalah orang-orang yang memiliki kedudukan yang mulia dan agung di mata Allah. Sedangkan keadaan kita satu di antara dua atau barangkali kedua-duanya, yaitu: orang yang lalai karena sibuk dengan urusan dunia atau orang yang disibukkan dengan mengoreksi kesalahan orang lain, sementara dirinya lalai akan kesalahannya. Perbedaan kita dengan mereka adalah mereka mengukir sejarah yang indah untuk umat dan mereka mampu memberikan jasanya untuk Islam. Adapun kita, tak ada yang dapat kita berikan buat Islam.
Ikhwaniy! Kalian saat ini telah menghadiri acara Khatmul Bukhariy. Ketahuilah bahwa Allah tidak akan menyia-nyiakan kehadiran kalian di sini. Langkah demi
langkah kalian dihitung oleh Allah sebagai ibadah sunnah berpuluh-puluh tahun. Dan ketahuilah! Bahwa majlis yang kita hadiri saat ini tak ada satupun yang dapat menandingi pahala dan keberkahannya baik di langit maupun di bumi bahkan di atas surga. Karena al-Habibul A'dzom Muhammad SAW saat ini aku yakin Beliau bersama kita dan arwah kaum sholihin turut serta hadir bersama Beliau di majlis kita saat ini.
Terakhir beliau menyampaikan ijazahnya kepada yang hadir pada saat itu, "Al-Hamdulillah kami telah mengkhatamkan pembacaan kitab Shohihul Imam al-Bukhariy, dan aku mengambil sanad mutiara hadis-hadis Nabi ini dengan sanad yang terdekat dari para perawinya, untuk itu, maka aku ijazahkan qira'at kitab shohihul Imam al-Bukhari ini kepada kalian semuanya. Maka saat itu para hadirin mengucapkan Qobilnal Ijazah (kami terima ijazah pembacaan Shohihul Bukhariy ini).
Kemudian al-HabibAli menutup doanya,"Sebagaimana Allah mengumpulkan kita di saat yang mulia ini untuk menyimak dan mendengarkan serta mengkhatamkan mutiara Hadis Rasulillah SAW, mudah-mudahan Allah juga kumpulkan kita kelak di dalam surga-Nya bersama dengan orang-orang yang kita cintai, sehingga kita dapat menatap wajah Rasulullah yang mulia dan beliau ridho kepada kita. Ya Allah! Engkaulah yang paling berhak untuk diingat dan yang paling berhak untuk disembah, serta yang paling pemurah untuk diminta. Bangkitkanlah kami dari tempat ini dalam keadaan Kau ampuni semua dosa dan kesalahan
kami. Ya Allah! Hiasilah hati dan jiwa kami dengan cinta-Mu dan cinta Nabi-Mu. Jadikanlah kami orang-orang yang mencintai-Mu dan mencintai Nabi-Mu. Ya Allah! Berikanlah manfaat kepada setiap mutiara nasehat yang kami dengar saat ini.Tuntun dan ajarkanlah kepada kami ilmu-ilmu yang bermanfaat. Berkahilah kami berkat majlis ini. Ya Allah! Tutupilah aib kami dengan sifat maaf-Mu dan ampunan-Mu. Ya Allah atas kebesaran nama-Mu dan atas nama kekasih-Mu yang sangat Engkau cintai & Engkau  sayangi  Sayyiduna  Muhammad   SAW  kami memohon  petunjuk-Mu, kami  memohon  nikmat-Mu yang senpurna. Ya Allah, hilangkanlah kesedihan dan kepahitan di antara kami, damaikanlah di antara kami yang berselisih, sembuhkan di antara kami yang sakit, lapangkan dan muliakanlah hamba-Mu yang hidupnya dalam keadaan sempit. Hiasilah kami dengan keikhlasan dan  kejujuran. Ya  Allah!   Luruskanlah   ucapan  kami, perbaikilah amal kami, sucikanlah hati kami.Tetapkanlah akidah kami, jagalah akidah anak-anak kami. Ya Allah! Panjangkan usia guru-guru kami dan kedua orang tua kami yang masih hidup, bahagiakanlah mereka fid dunya wal akherah. Ya Allah! Bimbinglah kaum pemuda kami ke jalan-Mu, kembalikan mereka ke jalan orang-orang tua mereka yang sholeh. Limpahkan hidayah dan keberkahan-Mu kepada mereka. Ya Allah, Engkaulah yang memegang jiwa kami, bagi orang-orang yang telah meninggalkan kami dari dunia ini yang mana di tahun-tahun yang lalu mereka duduk bersama kami di majlis khatmul Bukhariy
ini, guru-guru dan orang tua kami al-Habib Ahmad bin Alwi al-Habsyi, al-Habib Anis bin Alwi al-Habsyi, al-habib Muhammad Najib bin Thoha as-Saqqaf.. Ya Allah, kami memohon kepada-Mu jadikanlah pusara mereka Raudhah min Riyadhil Jannah. Jadikanlah mereka saat ini bersama kami. Buatlah wajah mereka senang dan gembira kepada kami saat ini. Ya Allah, Yang menetapkan ajal kami dan Yang menghapus ajal kami, jika Kau matikan kami dalam tahun-tahun ini atau pada saat yang sudah Kau tentukan kematian bagi kami, cabutlah nyawa kami dalam keadaan Kau ridhoi kami. Kami mengharap hanya kepada-Mu,Ya Allah! Mudahkanlah jalan kematian kami. Akhirilah hidup kami dalam keadaan Husnul khatimah. Jadikanlah majlis khatmul Bukhariy yang kami hadiri saat ini, Ya Allah, adalah pahala yang dapat menyebabkan kami masuk ke dalam surga-Mu tanpa Kau hisab. Jamulah kami di sana. Ya Allah, ridhoilah kami di dalamnya, Ya Rabbal’alamin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar