Kamis, 07 Juni 2012

sungai didasar laut

Sungai Di Dasar Laut Adalah Bukti Kebenaran Al-Qur’an


سَنُرِيهِمْ ءَايَـٰتِنَا فِى ٱلآفَاقِ وَفِىۤ أَنفُسِهِمْ حَتَّىٰ يَتَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُ ٱلْحَقُّۗ أَوَلَمْ يَكْفِ بِرَبِّكَ أَنَّهُۥ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ شَهِيدٌ
“Akan Kami perlihatkan secepatnya kepada mereka kelak, bukti-bukti kebenaran Kami di segenap penjuru dunia ini dan pada diri mereka sendiri, sampai terang kepada mereka, bahwa al-Quran ini suatu kebenaran. Belumkah cukup bahwa Tuhan engkau itu menyaksikan segala sesuatu?” (QS Fushshilat: 53).
وَهُوَ ٱلَّذِى مَرَجَ ٱلْبَحْرَيْنِ هَـٰذَا عَذْبٌ فُرَاتٌ وَهَـٰذَا مِلْحٌ أُجَاجٌ وَجَعَلَ بَيْنَهُمَا بَرْزَخًا وَحِجْرًا مَّحْجُورًا
“Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi.” (Q.S Al Furqan: 53)
Jika Anda termasuk orang yang gemar menonton tayangan TV `Discovery’, pasti kenal dengan presenter gaek Mr. Jacques Yves Costeau, ia seorang ahli oceanografer dan ahli selam terkemuka dari Prancis. Orang tua yang berambut putih ini sepanjang hidupnya menyelam ke perbagai dasar samudera di seantero dunia dan membuat film dokumentari tentang keindahan alam dasar laut untuk dijadikan bahan kajian ilmiyah dan ditonton di seluruh dunia.
Pada suatu hari ketika sedang melakukan eksplorasi di bawah laut, tiba-tiba ia menemui beberapa kumpulan mata air tawar-segar yang sangat sedap rasanya karena tidak bercampur (tidak melebur dengan air laut yang asin di sekelilingnya), seolah-olah ada dinding atau membran yang membatasi keduanya. (Adapun maksud dari kata بَرْزَخًا dalam ayat di atas menurut sebagian tafsir adalah, atas kekuasaan Allah kedua air tersebut tidak bercampur walaupun seakan-akan menyatu, akan tetapi pada hakikatnya tidak menyatu. Adapun dalam tafsir lain disebutkan bahwasanya suatu keajaiban atas izin Allah yang menjaga kedua air dari tercampur satu sama lain, padahal kondisinya berdampingan tanpa ada pembatas sama sekali, dengan menafsiri lafadz وَحِجْرًا مَّحْجُورًا hanya sebagai majaz, artinya sebenarnya antara kedua air tidak ada penghalang sama sekali, akan tetapi karena kedua air tersebut tidak tercampur atas izin Allah, maka seakan-akan ada tembok pembatasnya.)
Fenomena ganjil itu memusingkan Mr. Costeau dan mendorongnya untuk mencari penyebab terpisahnya air tawar dari air asin di tengah-tengah lautan. Lambat laun ia mulai berfikir, jangan-jangan itu hanya halusinasi atau khalayan sewaktu menyelam, namun ketika dilihatnya lagi video dokumentarinya, hal itu benar-benar nyata adanya. Waktu pun terus berlalu setelah kejadian tersebut, namun ia tak kunjung mendapatkan jawaban yang memuaskan tentang fenomena ganjil tersebut.
Sampai pada suatu hari ia bertemu dengan seorang profesor Muslim, kemudian ia pun menceritakan fenomena ganjil itu. Profesor itu teringat pada ayat Al-Quran tentang bertemunya dua lautan (surat Ar-Rahman ayat 19-20) yang sering diidentikkan dengan Terusan Suez. Menurut Hasan dan Qotadah artinya ayat itu adalah pertemuan laut persia dan romawi.  Ayat tersebut berbunyi:
مَرَجَ ٱلْبَحْرَيْنِ يَلْتَقِيَانِ * بَيْنَهُمَا بَرْزَخٌ لا يَبْغِيَانِ
“Dia biarkan dua lautan bertemu, di antara keduanya ada batas yang tidak ditembus.” Kemudian dibacakan surat Al Furqan ayat 53 di atas.
Selain itu, dalam beberapa kitab tafsir, ayat tentang bertemunya dua lautan tapi tak bercampur airnya diartikan sebagai lokasi muara sungai, di mana terjadi pertemuan antara air tawar dari sungai dan air asin dari laut. Namun tafsir itu tidak menjelaskan ayat berikutnya dari surat Ar-Rahman ayat 22 yang berbunyi: يَخْرُجُ مِنْهُمَا ٱللُّؤْلُؤُ وَٱلْمَرْجَانُ
Artinya: “Keluar dari keduanya mutiara dan marjan.” Padahal di muara sungai tidak ditemukan mutiara.
Terpesonalah Mr. Costeau mendengar ayat-ayat Al Qur’an itu, melebihi kekagumannya melihat keajaiban pemandangan yang pernah dilihatnya di lautan yang dalam. Hatinya pun bergetar, Al-Qur’an ini mustahil disusun oleh Muhammad yang hidup di abad ke tujuh, suatu zaman di mana belum ada peralatan selam yang canggih untuk bisa mencapai lokasi yang jauh terpencil di kedalaman samudera. Benar-benar suatu mukjizat, berita tentang fenomena ganjil 14 abad yang silam akhirnya terbukti pada abad ke 20.
Mr. Costeau pun berkata bahwa Al-Qur’an memang sesungguhnya kitab suci yang berisi firman Allah, yang seluruh kandungannya mutlak benar. Dengan seketika dia pun memeluk Islam.

sumber : http://buletinalfikrah.wordpress.com

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar