AIR TAWAR DAN AIR ASIN ,BERTEMU TAPI TIDAK BERSENYAWA
Sebagai
referensi hidup manusia alqur’an adalah kita suci yang memunyai kekuatan yang
luar biasa sepanjang sejarah. Kekuatan itu terkadang muncul dengan sendirinya
karena aspek estetis al qur’an atau dimunculkan oleh manusia melalui
kajian-kajian tafsir, sains dan teknologi. Al qur’an telah menerangkan beberapa
teori ilmiah secera mendetail seperti tentang farmasi, biologi, astronomi,
geografi dan teori-teori ilmiyah lainnya yang belum dikenal manusia pada masa
di turunkannya, bahkan ilmu pengetahuan modern pun belum dapat membeberkan
seluruh misteri sains yang diisyaratkan Al qur’an, Allahu akbar.
Dalam
kesempatan kali ini kami mengajak kepada pembaca untuk menguak satu dari sekian
rahasia Al qur’an yang telah dibuktikan kebenarannya oleh para pakar sains dan
teknologi sampai abad ini.
Bertemu
Tapi Terpisah
Saat
menyebutkan air tawar, orang biasanya merujuk ke air dari danau, sungai, salju,
atau es. Air macam ini memang tak mengandung banyak garam di dalamnya sehingga
dapat dan aman untuk dijadikan minuman bagi manusia. Tentulah beda saat kita
merasakan air laut atau samudra, maka yang kita rasakan adalah asin. Sehingga
jika ingin mengosmumsinya harus melalui proses penyulingan untuk mengurangi
atau menghilangkan kadar garam yang berlebihan.
Hukum
science mengatakan bahwa ketika ada dua zat cair yang berbeda kadar konsentrasi
dan viskositas (kekentalan) nya dicampur dan saling bertemu maka akan terjadi
peristiwa difusi, yaitu saling melarutkan. Tapi di Al Qur’an ada informasi
bahwa ada laut yang satu asin yang satu tawar bertemu tapi tidak bercampur,
tidak saling melarutkan, seolah ada barier pembatasnya:
Timbul
sebuah pertanyaan, mengapa ada dua rasa air di bumi ini, padahal sama-sama
turun dari langit? Secara kasat mata dua air ini memang bersatu namun terpisah
jika diteliti.
Jika
anda seorang penyelam, maka cobalah untuk mengunjungi Cenote Angelita, Mexico.
Disana ada sebuah gua. Jika anda menyelam sampai kedalaman 30 meter, airnya air
segar (tawar), namun jika anda menyelam sampai kedalaman lebih dari 60 meter,
airnya menjadi air asin, lalu anda dapat melihat sebuah “sungai” di dasarnya,
lengkap dengan pohon dan daun daunan.
Seorang
wanita ahli tekhnik bernama Dr. Amal Al-Iraqi, yang menjabat direktur perusahaan
penyulingan air Nafia Water Arab Saudi melakukan penelitian bersama para ahli
Perancis untuk mengambil air dari sumber mata air tawar di dasar laut. Dan
ternyata di sepanjang dasar Laut Merah yang asin terdapat beribu-ribu titik
sumber mata air tawar. Sumber-sumber air tawar ini mengeluarkan air
terus-menerus dan tidak tercampur dengan air laut di sekitarnya yang asin,
seolah-olah ada dinding selubung yang membatasinya.
Berita
terkini disampaikan dalam sebuah acara TV Discovery. Seorang ahli oceanografer
dan ahli selam terkemuka dari Perancis, Mr.Jacques Yves Costeau juga
membuktikan bahwa dua air ini tidak bisa bersatu. Orang tua yang berambut putih
ini sepanjang hidupnya menyelam ke perbagai dasar samudera di seantero dunia
dan membuat film dokumentar tentang keindahan alam dasar laut untuk ditonton di
seluruh dunia. Pada suatu hari ketika sedang melakukan eksplorasi di bawah
laut, tiba-tiba ia menemui beberapa kumpulan mata air tawar-segar yang sangat
sedap rasanya karena tidak bercampur/tidak melebur dengan air laut yang asin di
sekelilingnya, seolah-olah ada dinding atau membran yang membatasi keduanya.
Fenomena ganjil itu memeningkan Mr. Costeau dan mendorongnya untuk mencari tahu
penyebab terpisahnya air tawar dari air asin di tengah-tengah lautan.
Al
Qur’an Menjawab
Jauh
sebelum Costeau,maupun Dr. Amal Al-Iraqi, ternyata Al Qur’an, sudah membuktikan
bahwa di Selat Gibraltar, pertemuan antara laut tengah (mediterrania) dan
Samudera Atlantik ada suatu area yang air nya asin tidak bercampur dengan yang
airnya tawar, seolah-olah ada barrier imaginer yang membatasi.
Semua
tepat seperti yang dilansir dalam Al-Alquran. Melalui wahyuNya dalam surat Ar
Rahman ayat 19-20. Allah berfirman:
مَرَجَ الْبَحْرَيْنِ يَلْتَقِيَانِ *بَيْنَهُمَا بَرْزَخٌ لَا يَبْغِيَانِ*
Ayat-ayat
ini menerangkan bahwa Allah mengalirkan air yang asin dari air yang tawar
berdekatan yang kemudian berkumpul menjadi satu, masing-masing tidak
mempengaruhi yang lain, yang asin tidak mempengaruhi yang tawar sehingga yang
tawar menjadi asin dan yang tawar tidak mempengaruhi yang asin sehingga menjadi
tawar. Allah telah membatasi di antara keduanya dengan batas yang telah
diciptakan Nya dengan kekuasaan Nya atau dibatasinya dengan batas yang berupa
tanah. Hal itu dapat dilihat seperti sungai-sungai yang mengalir dari
gunung-gunung yang akhirnya masuk ke dalam laut dan tetap asin dan air
sungainya tetap tawar.
Ayat
ini diidentikkan dengan terusan Suez dan terusan Panama yang dibatasi oleh
tanah. maka setelah digali untuk kepentingan lalu lintas kapal-kapal, kedua
laut itu bertemu, bertautan yang satu dengan yang lain.
Dalam
ayat yang lain juga disebutkan: “Dan Dia menjadikan dua laut, yang satu asin
dan pahit rasanya, dan yang lain tawar manis rasanya. Dan dijadikan-Nya dinding
pemisah antara keduanya (Al-Furqan : 53 )
Selain
itu, dalam beberapa kitab tafsir, ayat tentang bertemunya dua lautan tapi tak
bercampur airnya diartikan sebagai lokasi muara sungai, di mana terjadi pertemuan
antara air tawar dari sungai dan air asin dari laut.
Ayat-ayat
tersebut perlu kita sampaikan kepada “mereka” yang ingkar dengan kemukjizatan
Al Qur’an yang wahyukan kepada nabi Muhammad Saw. Al Qur’an ini mustahil
disusun oleh Muhammad yang hidup di abad ke tujuh, suatu zaman saat belum ada
peralatan selam yang canggih untuk mencapai lokasi yang jauh terpencil di
kedalaman samudera. Benar-benar suatu mukjizat, berita tentang fenomena ganjil
14 abad yang silam akhirnya terbukti pada abad 20. Ini merupakan bukti autentik
bahwa AlQur’an memang sesungguhnya kitab suci yang berisi firman Allah, yang
seluruh kandungannya mutlak benar. Wallahu a’lam.
sumber : http://langitan.net