Jumat, 09 November 2012

secuil keju

Secuil Keju


Abu Yazid Al-Busthami sejak kecil taat kepada Allah dan suka berbuat kebajikan. Kedua orang tuanya selalu menjaga diri untuk tidak makan kecuali yang halal. Abu Yazid, sejak dalam kandungan sampai disapih dari air susu ibunya, tidak pernah berkenalan dengan barang syubhat, apalagi haram. Pada tahap awal iradah (keinginan) nya, jika mendengar suatu kebaikan, beliau mudah lupa.
”Apakah ibu ingat pernah memakan sesuatu yang haram atau syubhat ketika mengandung atau menyusuiku, sebab jika mendengar kebaikan aku mudah lupa?” tanya Abu Yazid kepada ibunya.
”Anakku, suatu hari ketika sedang mengandung atau menyusuimu, aku melihat sepotong keju tergeletak di tempat fulan. Saat itu aku sedang mengidam dan benar-benar menginginkan keju itu. Lalu kuambil secuil dan kumakan tanpa sepengetahuan pemiliknya.”
Mendengar jawaban ibunya, Abu Yazid segera mengunjungi pemilik keju itu. ”Wahai fulan, dahulu ketika ibuku mengandung dan menyusuiku, ia memakan secuil kejumu. Sekarang aku mohon agar engkau sudi memaafkannya, atau engkau tetapkan berapa harga secuil keju itu, biar aku membayarnya,” kata Abu Yazid setelah bertemu pemilik keju.
”Ibumu telah kumaafkan dan apa yang ia makan telah kuhalalkan,” kata pemilik keju. Sejak saat itu, Abu Yazid tak pernah lupa bila mendengar kebaikan. Anggota tubuhnya semakin ringan untuk berbuat kebajikan.

sumber: http://aziachmad.wordpress.com