Senin, 05 November 2012

benarkah ke-2 orang tua nabi di neraka ?


BENARKAH KEDUA ORANG TUA NABI DI NERAKA??????

Kaum Asy`ariah, dan jumhur Syafi’iyah menetapkan bahwa mereka yang wafat pada masa fatrah (sebelum diutusnya rasul) termasuk golongan yang selamat, hal ini berdasarkan firman Allah :
..وَمَا كُنَّا مُعَذِّبِينَ حَتَّى نَبْعَثَ رَسُولًا) الإسراء )
“dan Kami tidak akan mengadzab sebelum Kami mengutus seorang rasul.
”(Q.S Al Isra`: 15)

Orang tua Nabi wafat sebelum Beliau diutusnya sebagai rasul, berarti mereka termasuk ahli fatrah yang selamat dari adzab. Lagipula tidak ada keterangan yang jelas bahwa mereka pernah melakukan perbuatan syirik. Bahkan Imam Fakhur Razi menyatakan bukan hanya kedua orang tua Nabi saja yang selamat akan tetapi seluruh datuk-datuk beliau sampai Nabi Adam , ini sesuai dengan firman Allah :
الَّذِي يَرَاكَ حِينَ تَقُومُ * وَتَقَلُّبَكَ فِي السَّاجِدِينَ) الشعراء : ( 219 – 218)
Yang melihat kamu ketika kamu berdiri (untuk sembahyang), dan (melihat pula) perubahan gerak badanmu di antara orang-orang yang sujud. (Q.S. As-Syu’ara’ : 218-219)

Sebagian ahli tafsir mengatakan bahwa yang dimaksud dengan تَقَلُّبَكَ فِي السَّاجِدِين (perubahan gerak badanmu di antara orang-orang yang sujud ) adalah perpindahan cahaya Nabi dari sulbi seorang ahli sujud (muslim) ke ahli sujud lainnya, sampai dilahirkan sebagai seorang nabi.

Imam Alusi dalam kitab tafsirnya Ruhul Ma`ani beliau menyatakan ketika berbicara mengenai ayat وَتَقَلُّبَكَ فِي السَّاجِدِينَ berkata, “ Aku menjadikan ayat ini sebagai dalil atas keimanan kedua orang tua Nabi sebagaimana yang dinyatakan oleh banyak daripada tokoh-tokoh ahlus sunnah. Dan aku khawatir kufurnya orang yang mengatakan kekafiran keduanya, semoga Allah merahmati kedua orang tua Nabi…”
Sedangkan mengenai Azar yang disebut dalam Alquran sebagai ayah Nabi Ibrahim
:
وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ لِأَبِيهِ آزَرَ أَتَتَّخِذُ أَصْنَامًا آلِهَةً إِنِّي أَرَاكَ وَقَوْمَكَ فِي ضَلَالٍ مُبِينٍ [الأنعام : 74 [
Dan (Ingatlah) di waktu Ibrahim Berkata kepada bapaknya, Aazar, "Pantaskah kamu menjadikan berhala-berhala sebagai tuhan-tuhan? Sesungguhnya Aku melihat kamu dan kaummu dalam kesesatan yang nyata." (Q.S Al An`am : 74)

Sebagian Mufassirin menyatakan bahwa yang dimaksud dengan Abihi (bapaknya) dalam ayat di atas bukanlah ayah kandung Nabi Ibrahim akan tetapi ayah asuhnya yang juga adalah pamannya.
Hal ini juga diisyaratkan oleh perkataan Nabi :
قال رسول الله : لم ازل انقل من اصلاب الطاهرين الى ارحام الطاهرات
Rasulullah bersabda “Aku selalu berpindah dari sulbi-sulbi laki-laki yang suci menuju rahim-rahim perempuan yang suci pula”

Dalam hadits ini Rasulullah menyatakan bahwa kakek dan nenek moyang Beliau adalah orang-orang yang suci, ini menunjukkan bahwa mereka bukanlah orang-orang musyrik karena jelas mereka telah dinyatakan najis dalam firman Allah :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِنَّمَا الْمُشْرِكُونَ نَجَسٌ )التوبة : ( 28 )
“Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya orang-orang yang musyrik itu najis”(At-Taubah : 28)

Jadi berdasarkan dalil diatas jelaslah bahwa kedua orang tua Nabi bukanlah kafir. Wahai Saudaraku sesama muslim jagalah lisanmu dari mencaci orang tua Nabi.. Semoga Allah memberi petunjuk kepadamu.

Sumber :  http://www.facebook.com/buhbush.minabnailhabsyi?fref=ts   ( jum’at 2 nov 2012 )