Jumat, 09 November 2012

keistimewaan hr. Jum'at


Keistimewaan hari jum’at

Jum’at adalah sebuah hari yang sangat berharga bagi orang Islam. Karena hari tersebut dijadikan oleh Allah sebagai hari rayanya umat Islam, sebagaimana hari sabtu menjadi hari rayanya orang Yahudi dan hari ahad menjadi hari rayanya orang Nashrani.
Kata jum’at diambil dari lafadz ”jam’u” yang berarti kumpul. Karena pada hari itu, Umat Islam berkumpul di suatu tempat untuk melaksanakan Ibadah. Betapa pentingnya perkumpulan itu. Sampai Allah mengajak kita untuk selalu berkumpul dengan sesama muslim di hari jum’at.
Banyak keistimewaan yang terdapat di hari jum’at ini. Ibnul Qoyyim di kitab Al Huda mengatakan ” sekitar 20 keistimewaan yang dimiliki hari jum’at. Akan tetapi menurut Al Hafidz As Suyuthi ”keistimewaan hari jum’at mencapai 101, sebagaimana yang diterangkan dalam kitabnya yang bernama Al Lum’ah fi Khoshoishi Al Jum’ah (mauhibatu dzi al fadli 3/191). Diantara keistimewaannya yaitu :
  1. Dilipat gandakannya pahala
Janganlah kita lewatkan kesempatan untuk melakukan ibadah di hari yang satu ini. Sebab, segala bentuk ibadah yang dilaksanakan pada hari jum’at lebih utama daripada hari yang lain. Sehingga pantas Nabi Muhammad r menjulukinya dengan ”sayyidul ayyam (rajanya hari)”. Diceritakan dari ka’b : Shodaqoh yang dilakukan pada hari Jum’at akan dilipat gandakan. Bahkan sholat jum’at yang diwajibkan pada hari tersebut lebih utama dari sholat yang lain. Dikitab Al Mushonnaf karangan As Syekh Abdulloh bin Muhammad bin Abi Syaibah dijelaskan matahari tidak akan terbit di hari yang lebih mulia daripada hari jum’at, ketika matahari terbit pada hari itu, seluruh makhluq terkejut kecuali manusia dan jin yang akan dihisab oleh Allah dan yang akan mendapatkan siksa.
Keistimewaan tersebut juga bisa dirasakan melalui pelaksanaan jama’ah yang dilakukan pada hari jum’at. Dalam urutan jama’ah sholat lima waktu yang paling utama, jama’ah pada hari jum’atlah yang menduduki peringkat teratas. Bahkan, jama’ah yang dilaksanakan waktu sholat jum’at hukumnya fardlu ain. Tidak seperti jama’ah yang dilakukan di sholat fardlu yang lain yang hanya dihukumi fardlu kifayah menurut qoul ashah.
Seiring dengan dilipat gandakannya pahala di hari jum’at, kejelekan yang dilakukan pada hari itu juga akan dilipat gandakan. Sebab tidak pantas melakukan kejelekan di hari yang mulia. Maka, tidak selayaknya bagi kita umat Islam melumuri hari jum’at dengan perbuatan dosa yang kita lakukan. Secara realita, kita sering melihat orang yang berada di sekitar kita mengabaikan kewajiban yang dituntut pada hari jum’at, seperti kewajiban sholat jum’at itu sendiri. Banyak masyarakat yang enggan melaksanakannya. Padahal, ibadah ini hanya dilakukan satu minggu satu kali. Inilah kehebatan syetan dalam mengelabui kita, ibadah yang berakibat dosa besar ketika ditinggalkan, seakan-akan tidak berpengaruh apa-apa ketika ditinggalkannya. Di kitab Az Zawajir ’an Iqtirofi Al Kaba’ir dijelaskan termasuk dosa besar orang yang meninggalkan sholat jum’at dengan berjama’ah tanpa adanya udzur meskipun dia melaksanakan sholat dzuhur. Banyak hadits yang menjelaskan betapa rendahnya orang yang meninggalkan sholat jum’at. Bahkan Rasulullah r sangat benci kepada orang yang meninggalkan sholat tersebut. Imam muslim dan yang lainnya pernah meriwayatkan sebuah hadits yang bunyinya ”Rasulullah r pernah bersabda kepada kaum yang terbelakang (telat) melaksanakan sholat jum’at : Saya ingin memerintah seorang laki-laki untuk sholat bersama manusia, dan saya akan membakar rumah orang-orang yang terbelakang melaksanakan sholat jum’at. Telat saja sudah dibenci oleh Rasulullah r apalagi meninggalkannya. Dihadits yang lain diceritakan orang yang tidak melaksanakan sholat jum’at sebanyak tiga kali tanpa adanya udzur maka dia dihukumi munafiq. Na’udzu billah tsumma na’udzu billah.

  1. Orang yang meninggal di hari jum’at atau malamnya akan terjaga dari siksa dan fitnah kubur
Banyak orang mengira, orang yang meninggal pada malam jum’at termasuk orang yang jelek. Dan mereka tidak segan-segan mengatakan orang yang meninggal pada malam itu akan menjelma menjadi hantu. Di dalam Islam tidak seperti itu. Bahkan orang yang meninggal pada hari jum’at atau malamnya akan terjaga dari siksa dan fitnah kubur. Dari keterangan ini bisa kita simpulkan, sungguh mulia orang yang meninggal pada waktu itu sampai selamat dari siksa dan fitnah kubur. Syekh Ibrohim bin Muhammad menceritakan sebuah perkataan ayahnya, bahwasannya Ibnu Musayyib berkata : hari yang paling aku sukai ketika aku meninggal ialah paginya hari jum’at. Dari harapan besar Ibnu Musayyib inilah, menjadi bukti besarnya pahala bagi orang yang meninggal pada hari jum’at.
Selain itu, orang yang meninggal di hari jum’at atau malamnya sangat dianjurkan untuk disholati. Sebab, hari jum’at merupakan waktu yang dimuliakan oleh Allah. Bahkan, kemuliaan hari jum’at melebihi kemuliaan hari raya fitrah dan hari raya kurban.

  1. Hari libur sekolah
Kewajiban menuntut ilmu bagi seorang muslim tidak mengenal waktu. Sampai kapanpun kewajiban tersebut harus tetap dilaksanakan tak terkecuali hari jum’at, sebagaimana keterangan yang sering kita dengar :
أطلبوا العلم من المهد الى اللحد .
Tuntutlah Ilmu mulai dari gendongan orang tua sampai ke liang lahd.
            Dari keterangan diatas, kita tidak diberi kesempatan libur dalam menuntut ilmu. Namun, syara’ memperbolehkan libur pada hari jum’at. Sebab, hari jum’at adalah hari rayanya orang Islam. Maka, tidak selayaknya melakukan kesibukan di hari tersebut termasuk menuntut ilmu. Akan tetapi, bukan berarti seorang penuntut ilmu meninggalkan sama sekali mencari ilmu di hari Jum’at, sebab tujuan dari diliburkannya sekolah adalah untuk melakukan ibadah yang lain, seperti mempersiapkan diri menghadiri shalat jum’at,  membersihkan diri, memotong kuku, memotong rambut, mandi, membaca sholawat, qur’an serta dzikir-dzikir yang lain. Bahkan akan menjadi tercela bila hari Jum’at hanya digunakan untuk bermain-main, sepak bola, dan bersantai-santai, lebih-lebih melakukan maksiat. Oleh karena itu, jika kesibukan menuntut ilmu dapat menyibukkannya dari mempersiapkan ibadah lain di hari jum’at, hendaklah waktu menuntut ilmu ia ganti setelah shalat Jum’at. Diceritakan, bahwa Sayyidina Umar t pernah melakukan perjalanan selama beberapa hari. Sampai penduduk madinah merindukan kedatangannya. Tak heran, waktu beliau datang, penduduk madinah berlomba-lomba untuk menyambutnya. Dan yang pertama kali menemui beliau adalah beberapa anak kecil yang menjadi murid Al qur’annnya. Anak-anak ini sudah lama menanti kedatangan beliau untuk kembali mengaji Al-qur’an. Karena sejak dzuhurnya hari kamis sampai hari sabtu mereka libur mengaji.
Di Indonesia, hari libur nasional jatuh pada hari ahad. Entah siapa yang memulai duluan atau bagaimana penyebabnya? kita tidak tahu. Kalau kita renungkan sejenak, apakah pantas Negara yang mayoritas penduduknya Islam tapi tidak mengistimewakan hari yang diistimewakan Islam? Bahkan yang diistimewakan hari istimewanya agama lain. Namun, kita masih bisa bangga, karena tidak seluruh pendidikan mengikuti hari libur yang ditetapkan oleh pemerintah. Seperti pondok pesantren, Madrasah diniyyah dan pendidikan yang berbasis Islam lainnya masih mentradisikan syiar-syiar agama Islam termasuk libur pada hari jum’at.
Sebenarnya masih banyak keistimewaan hari jum’at yang lain. Dan kami tidak bisa mengurai seluruhnya disini. Mungkin dari sedikit yang kami sampaikan, bisa bermanfaat bagi kita semua, sehingga kita lebih memperhatikan hal-hal yang diistimewakan oleh Agama yang kita junjung tinggi ini.
Sumber  http://buletinalfikrah.wordpress.com