Jumat, 09 November 2012

kenikmatan ibadah berkat bakti pd orang tua


Kenikmatan Ibadah Berkat Bakti Pada Orang Tua


Dalam suatu kesempatan, Allah SWT memberikan wahyu kepada Nabi Sulaiman AS untuk pergi ke laut agar melihat sesuatu yang mengagumkan dan mendapati hikmah di baliknya.
Nabi Sulaiman AS pun keluar dari istananya menuju laut bersama-sama jin dan manusia. Sesampainya di tepi laut, beliau tak melihat sesuatu yang menarik perhatiannya, lantas Nabi Sulaiman AS berkata kepada Jin Ifrit : “Menyelamlah engkau ke dasar laut ini dan kembalilah dengan membawa sesuatu yang menarik di dalamnya.” Jin ifrit pun menyelam hingga lama dan kembali lagi, lalu berkata : “Wahai Nabi Sulaiman, sungguh aku telah menyelam ke dalam laut dengan perjalanan yang amat jauh, tetapi tidak sampai ke dasarnya dan juga tidak kulihat sesuatu yang menarik.”
Kemudian Nabi Sulaiman AS memerintahkan Jin yang lain. Sama halnya dengan jin yang pertama, ia tidak juga menemukan sesuatu pun yang menarik. Walaupun jin yang kedua ini menyatakan telah menyelam sebanyak dua kali. Lalu Nabi Sulaiman AS memerintah seorang manusia yaitu Ashif bin Burkhiya, menteri beliau yang telah disebut dalam Al-Qur’an sebagai orang yang mengerti ilmu kitab. Melalui Ashif, akhirnya Nabi Sulaiman AS dibawakan kubah yang mempunyai 4 pintu, masing-masingnya terbuat dari intan, yaqut, mutiara, dan zabarjad yang hijau.
Lalu pintu kubah itu terbuka seluruhnya, namun setetes air pun tidak ada yang masuk ke dalamnya, padahal kubah itu berada di dasar laut yang paling dalam. Di dalam kubah terdapat seorang pemuda yang berpakaian bersih dan baik sedang melaksanakan shalat. Nabi Sulaiman AS masuk ke dalamnya dan mengucapkan salam lalu berkata kepada pemuda itu : “Apakah yang membuatmu bisa bertempat tinggal di dasar laut ini?” Pemuda itu menjawab : “Wahai Nabi Allah, sesungguhnya ayahku itu orang yang lumpuh dan ibuku tuna netra, aku selalu berusaha melayani mereka selama 70 tahun.”
Ketika ibuku akan meninggal dunia, beliau berdo’a : “Ya Allah, berilah anakku usia yang panjang untuk ibadah kepada-Mu.” Begitu juga ketika ayahku akan meninggal dunia, beliau berdo’a : “Ya Allah, berilah anakku kesempatan untuk beribadah pada-Mu di suatu tempat yang kiranya tidak bisa dilalui oleh syetan.” Setelah aku memakamkan jenazah ibu dan ayahku, lalu aku pergi menuju tepi laut ini dan kulihat kubah ini persis dihadapanku. Aku pun masuk ke dalam kubah tersebut untuk melihat keindahan di dalamnya. Akhirnya sesosok Malaikat datang kepadaku dan membawaku bersamanya ke dalam laut ini.
Kemudian Nabi Sulaiman AS bertanya : “Kira-kira kapankah kau sampai ke tepi laut ini?” Pemuda itu menjawab : “Kira-kira pada zaman Nabi Ibrahim AS.”
Nabi Sulaiman AS mengingat tentang sejarah Nabi Ibrahim AS yang bisa diperkirakan 2400 tahun silam. Sungguh pun demikian, pemuda itu masih tetap muda, tak ada satu pun uban di rambut kepalanya.
Nabi Sulaiman AS bertanya : “Bagaimanakah minuman dan makananmu?” Pemuda itu menjawab : “Setiap hari ada seekor burung hijau yang membawa sesuatu yang kuning di patuknya, lalu aku memakannya. Aku bisa merasakan segala kenikmatan di dunia dengan memakannya. Aku tidak merasa lapar dan haus, panas dingin dan tidur pun tidak ada keinginan lagi, aku tidak merasa susah dan jemu sama sekali.
Kemudian Nabi Sulaiman AS berkata : “Apakah engkau senang untuk ikut bersama kami? Ataukah kau ingin kukembalikan lagi ke tempatmu?” Pemuda itu menjawab : “Wahai Nabi Allah, aku ingin kembali ke tempatku semula.” Dan pada Akhirnya Nabi Sulaiman AS memerintahkan Ashif bin Burkhiya untuk mengembalikan pemuda yang berbakti pada kedua orang tuanya itu ke tempatnya semula di dasar lautan yang terdalam demi menikmati keindahan ibadah pada Allah SWT.

Sumber : http://aziachmad.wordpress.com